Kecemasan adalah keadaan yang beroeriantasi pada masa yang akan datang,
yang ditandai dengan efak negative, dimana seseorang memfokuskan diri pada
kemungkinan datangnya bahauya atau kemalangan yang tidak dikontrol.
Biasanya rasa cemas ini terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa
tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Bahkan kecemasan ini perlu
dimiliki oleh manusia. Apabila kecemasan itu berlebihan akan berubah
menjadi abnormal, ketika kecemasan yang ada dalam diri individu menjadi
berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya.
Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami
gangguan kecemasan yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional.
Seseorang dikatakan menderita anxiety disorder apabila kecemasan atau anxietas
ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut. salah
satunya terganggunya fungsi sosial dalam diri individu. Misalnya, kecemasan
yang berlebihan ini menghambat diri seseorang untuk menjalin hubungan akrab
antar individu maupun kelompoknya.
Pengertian Kecemasan
Kecemasan merupakan keadaan yang
berorientasi pada masa yang akan datang, ang ditandai efek negative. Secara
sederhana, anxiety memberi pengaruh yang cukup besar terhadap penampilan
seorang. Maka penampilan seorang akan semakin bagus saat tingkat
kecemasan mulai meningkat. Namun, saat tingkat kecemasan mulai naik dan terus
naik, kecenderungan penampilan akan menurun.
Namun, tingkat kecemasan dan stress antara satu orang dengan orang
lain berbeda. Ada beberapa hal yang membedakan tingkat kecemasan. Yang pertama
adalah pengalaman. Yang lebih berpengalaman terbukti memiliki level kecemasan
yang lebih rendah dibandingkan dengan yang baru saja. Yang kedua adalah
situasi dan kondisi kompetisi. Kompetisi yang bersifat lebih tinggi tingkatnya
cenderung menyebabkan meningkatnya tingkat kecemasan bagi seseorang. Sebagai
contoh level kejuaraan dunia ternyata lebih stressful dibanding dengan
kejurnas. Selain level kompetisi, fase kompetisi itu sendiri juga memberi
pengaruh yang cukup besar. Dalam kompetisi sepakbola yang berformat liga,
situasi yang cenderung membuat cemas adalah saat-saat kompetisi mendekati akhir
dengan nilai yang tidak terpaut jauh sehingga masih ada kemungkinan mengejar
atau dikejar.
Panik
Panic adalah sebuah keadaan yang terjadi pada seseorang , yang diawali akan
adanya ketakutan adapun beberapa tandanya adalah depresi stress dan halusinasi
dan terwujud , dalam gerak ,reflek tubuh ,dan pshicolinguistik .atau cara
berbahasa, yang menjadi cermin tingkat kepanikan. Gangguan panic kebanyakan
diderita oleh perepuan, karena perempuan sering kali menghindar dan mengendam
masalah-masalah yang belum terselesaikan. Ketika kejadian itu berulang lagi dia
sksn merasa terkejut dan panic. Sedikit laki-laki yang mengalami gangguan
panic, karena laki-laki mempunyai ketakutan yang begitu kuat sehingga
kebanyakan laki-laki mau tidak mau harus mengatasinya.
Serangan panik ini terjadi tiba-tiba, seseorang merasa khawatir jika
dirinya mengalami keadaan itu lagi (kecemasan antisipasi). Serangan panic ini
juga telah mengganggu fungsi seorang baik pribadi dan sosial. Gejala-gejala
yang di rasakan orang yang panic seperti: sesak nafas, detak
jantung keras, sakit di dada, merasa tercekik, pusing, bergetar.
Fobia
Fobia adalah ketakutan
yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa
tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa
traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar
ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak
berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu sebenar tidak ada dasar
yang jeles. Gangguan fobia ini sangat nenyusahkan bagi penderitanya, tetapi
orang dapat mengadaptasikan diri terhadap fobia tersebut.
Ternyata, ragan fobia sana banyaknya dengan banyaknya
benda dan situasi yang ada di bumi ini. Seperti: binatang, ketinggian, tempat
tertutup, darah,cacing, seranga, cicak, kecoa, kera, kanbing, naik mator, takut
ditenpat gelap. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan
permulaan dewasa ketika dia sudah mulai banyak berfikir dan pengalaman.
Fobia Spesifik adalah Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau
peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia),
ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup
(agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb. Fobia, terkait Sosial Ketakutan
berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat
adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan
atau tempat umum yang masing teringat hingga saat ini.
Penyebab: Teori Psikoanalitik: pertahanan melawan kecemasan hasil dorongan
id yang direpres. Kecemasan: pindahan impuls id yang ditakuti ke objek/situasi,
yang mempunyai hubungan simbolik dengan hal tersebut, Menghindari konflik yang
direpres. Cara ego untuk mcnghadapi masalah yang sesungguhnya konflik pada masa
kaaak-kanak yang direpres. Teori Behavioral: hasil belajar kondisioning kfasik,
kondisioning operan, modeling.
Tapii gejala ini terjadi hanya dalam keadaan tertentu. Dalam beberapa
gangguan fobia, keadaan ini hanya sedikit dan pasien bebas dari kecemasan untuk
sebagian besar waktu. Dalam gangguan fobia lain banyak memprovokasi keadaan
kecemasan, dengan hasil yang kecemasan lebih sering, tapi bahkan jadi ada
situasi di mana tidak ada kecemasan yang dialami.. Dua fitur lain ciri gangguan
fobia: orang menghindari keadaan yang menimbulkan kecemasan dan kecemasan
pengalaman mengantisipasi jika ada prospek bertemu keadaan tersebut.
Obsesif-kompulsif
Obsesif-kompulsif adalah kulminasi gangguan-gangguan kecemasan
ang bersifat merusak. Bukan tidak lazim bila seorang penderita
OCD(OBSESSIVE-COMPUSIVE DISORDER ) menglami kecemasan menyekuruh yang cukup
berat. Serangan panic yang berulang kali terjadi,perilaku menghindar yang
membuat orang merasa lemah dan depresi berat, yang semuanya terjadi secara
simultan berkonjungsi dengan gejala-gejala Obsesif-kompulsif. Dan individu
tidak bisa memiliki pijakan mengontrol serta tidak bisa mempredisikan
peristiwa. anxietas adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya kecemasan
yang berlebihan dan muncul dalam berbagai gejala. Pada gangguan obsesif
kompulsif, gejala dapat berupa pikiran yang terus berulang tanpa bisa
dikendalikan (obsesif), tindakan berulang yang tidak bisa dikendalikan untuk
menjalankan pikiran obsesif (kompulsif) yang menganggu produktifitas sehat.
Seperti contoh Kasus dibawah ini: X adalah seorang remaja madya yang
saat ini sedang kuliah disuatu universitas. sudah beberapa hari ini ia
mempunyai kebiasaan aneh yang tidak bisa ia hentikan. kebiasannya adalah
mencuci tangannya lebih dari 10x dalam satu hari. teman-temannya juga heran
mengapa ia berperilaku seperti itu. ketika ia berkonsultasi kepada psikolog
sekolahnya ia baru tahu apa yang terjadi padanya. psikolog menanyainya apa yang
menyebabkannya seperti itu, lalu X mulai menceritakan kejadian apa yang
sebenarnya ia lakukan.X adalah kakak dari A. saat kecil keduanya pernah
bertengkar, X tanpa sengaja mengambil gunting dan menorehkannya ke lengan adiknya,A.
akibatnya lengan A terluka dan menyebabkannya cacat. peristiwa ini membuatnya
bersalah dan ia terus menerus memikirkan kesalahannya ini (obsesif), dan tiap
kali ia mengingatnya ia akan mencuci tangannya berulang-ulang. (kompulsif).
Berdasarkan cerita diatas, kita bisa melihat bahwa obsesif adalah pemikiran
yang berulang dan terus-menerus. Sedangkan kompulsif adalah pelaksanaan dari
pemikirannya tersebut. Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa pada
orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa
yang telah ia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku
bersih-bersih. Perilaku seperti ini sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan
kita tetapi, kita kadang malah menganggap perilaku ini wajar.
Dewasa muda, mengikuti kejadian yang penuh stres: kehamilan,
kelahiran, konflik keluarga, kesulitan dalam pekerjaan, keadaan depresi.
Penderita obsesif-kompulsif sering menderita depresi. Pikiran yang berkali-kali
datang yang sering mengganggu tampak tidak rasional tidak dapat dikontrol
mengganggu hidupnya. dapat berbentuk keragu-raguan yang ekstrim,
penangguhan tidak dapat membuat keputusan. pasien tidak dapat mengambil
kesimpulan.
Kompulsi : impuls yang tidak dapat ditolak mengulangi tingkah laku ritualistik
berkali-kali. Kompulsi sering berhubungan dengan kebersihan dan keteraturan.
Penderita merasa apa yang dilakukannya asing. Ada 5 bentuk
obsesi:
1. Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah
selesai tidak secara baik (75% dari pasien).
2. Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya
fokus pada kejadian yang akan datang (34% dari pasien).
3. Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan
(17%). 4.Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan
sesuatu yang memalukan (26%)
5. Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat
(7%). Ada 2 macam kompulsif.
1. Dorongan
kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%).
2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan tersebut): mengontrol dorongan inses dengan berkali-kali menghitung sampai 10.
Rochman dan Hodgson; dua macam kompulsi: membersihkan dan mengecek.
2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan tersebut): mengontrol dorongan inses dengan berkali-kali menghitung sampai 10.
Rochman dan Hodgson; dua macam kompulsi: membersihkan dan mengecek.
Post
Traumatik-Stress Disorder
Post Traumatik-Stress Disorder (PTSD/ Gangguan Stress Pasca Trauma)
PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD biasnya muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD.
PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD biasnya muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD.
Stress paska trauma umumnya dialami oleh setiap manusia dalam setap memori
otak sadar yang disalurkan dalam otak bawah sadar dalam setiap
kejadian-kejadian yang berdampak pada perilaku, awalnya trauma yang cukup
mendalam dialami hingga menggores psikis seseorang secara terus menerus, adapun
penyebapnya di sebabkan oleh sebuah benteng-benteng ketakutan yang di bentuk
seseorang itu sendiri , secara bertahap namun sangat mengganggu totalitas kerja
dan cenderung menghambat, perkembangan, cara penaggulangan perlu secara
bertahap, dengan membentuk dan memperbaiki sebuah kepribadian baru yang bakal
,menumbuhkan spirit dan koreksi diri dalam sebuah kehidupan, gangguan pasca
trauma seharusnya tidak dihindari namun kita telaah lebih dalam guna sebuah,
pembaharuan mental dan pshikis
Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat santai,
impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal
yang menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain
dan yang lampau. Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati:
ada rasa bersalah, sering terjadi mimpi buruk atau gangguan tidar. Gangguan
pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang,
serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah
bencana alam.
Referensi:
Durand, Mark, dan
David H. Barlow, Intisari Psikologi Abnormal, yogyakarta : Pustaka Pelajar,
edisi : keempat, 2006
Wiramihardja,
Sutardjo A. Pengantar Psikologi Abnormal, Bandung : Refika Aditama, cetakan,
kedua 2007.
0 komentar:
Posting Komentar