Seminar Dies Natalis ke -43 IAIN Walisongo Semarang

Seminar Dies Natalis ke -43 IAIN Walisongo Semarang

Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke -43 IAIN Walisongo Semarang menggelar Seminar yang bertajuk “memperkuat sinergi, merawat kebhinekaan” bertempat di Kampus Satu Audit Satu Lantai Dua. Senin, 02/04/13.

Sessi acara pertama dimulai pada pukul 09.00 WIB. Menghadirkan beberapa pembicara KH. Kharis Shodaqah (ketua MUI dan Pengasuh Ponpes Al- Itqon Mbugen Tlogosari ), Abdul Kholiq Arif (Bupati Wonosobo), Amir Machmud NS (pemimpin redaksi suara merdeka), dan Haryanto Halim (aktifis sospend) yang di moderator oleh Muhyar Fanani.

Sessi acara ke dua ialah respond an ekspektasi komunitas tionghoa terhadap penguatan peran IAIN Walisongo untuk keindonesiaan yang demokratis dan berkeadaban. Dengan menghadirkan pembicara Maksum, Michael Deo, Stella Giovani, Jakson leung, Budi Widianarko dengan moderator Dr. Muhsin jamil. pada pukul 11.00 WIB.
Antusias dari Puluhan peserta yang ikut meramaikan acara tersebut terdiri dari para dosen, pegawai TU, pengurus SMF, DEMA dan BEM.

Dalam presentasinya Abdul Kholiq Arif memaparkan, ada dua paradigma dasar yang bagaimanapun dan kapanpun IAIN Walisongo akan selalu dihadapkan oleh; pertama, “pemikiran islam” yaitu menyangkut system epistemology keinstitutannya atau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang menjadi basis kerja dan metodologisnya. Kedua, “politik islam” yaitu menyangut dasar dan basis pilihan serta pemihakan orang-orang penghuni atau civitas akademikanya, utamanya para alumni yang menjadi outputnya. Mau tak mau hal itu harus menjadi identitas dan orientasi mereka. Karena keduanya memang suatu yang inhern dan akan selalu distigmakan padaya. Jelasnya.

Muhibbin selaku Rektor IAIN dalam Sambutanya berharap, “perguruan tinggi IAIN Walisongo ini, akan didesain sebagai kampus Ulul Albab”. Terangnya. Beliau menjelaskan, Arti Ulul Albab, ialah merupakan sebagaimana kampus dalam kegiatan belajar mengajarnya tidak terlepas dengan adanya kegiatan dzikir, fikir dan berkelakuan baik. Mencipta mahasiswa yang berani, kuat, berakhlakul karimah dan membanggakan bangsa. Tegasnya.

---