Jumat, 14 Juni 2013

Ushuluddin Berdzikir





Ushuluddin Berdzikir

Dalam rangka memperingati Isra' Mi'raj HJM Tasawuf dan Psikoterapi adakan "Ushuluddin Berdzikir" di Laboratorium FU Bersama Dr. H. Abdul Muhaya, M.A.  Kamis ,13/06/13.
Beberapa mahasiswa yang antusias mengikuti acara tersebut, hingga memenuhi tempat yang disediakan, kurang lebih sekitar 100 peserta. di mulai pada pukul 12.00  WIB hingga selesai.
Peristiwa Isra Mi'raj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha yang sangat dramatik dan fantastik. Meski terjadi dalam  sekejap, memori Rasulullah SAW berhasil menyalin pengalaman spiritual yang amat padat di sana. Mulai dari perjalanan horizontalnya (ke Masjid Aqsha) sampai perjalanan vertikalnya (ke Sidratil Muntaha). Pengalaman dan pemandangan dari langit pertama hingga langit ketujuh dan sampai ke puncak Sidratil Muntaha.
Mengapa di lakukan pada malam hari?Di dalam syair-syair sufistik orang bijak (hukama) lebih banyak menekankan makna anagogis kata lailah. Para sufi lebih banyak menghabiskan waktu malamnya untuk mendaki (taraqqi) menuju Tuhan. Mereka berterima kasih kepada lailah (malam) yang selalu menemani kesendirian mereka. Kata al-layali berarti keakraban dan kerinduan antara hamba dan Tuhannya.

QS Al-Isra; 01 mengartikan, makna anagogis, yang lebih menekankan aspek kekuatan spiritual ialah malam (the power of night).
Kekuatan emosional-spiritual malam hari yang dialami Rasulullah, dipicu oleh suasana sedih yang sangat mendalam, karena sang istri, Khadijah, dan sekaligus pelindungnya telah pergi untuk selama-lamanya. Rasulullah memanfaatkan suasana duka di malam hari sebagai kekuatan untuk bermunajat kepada Allah SWT.

Kesedihan dan kepasrahan yang begitu memuncak membawa Rasulullah menembus batas-batas spiritual tertentu, bernama Sidratil Muntaha.
"Dan pada sebahagian malam hari shalat Tahajudlah kalian sebagai suatu ibadah tambahan bagi kalian: mudah-mudahan Tuhan kalian mengangkat kalian ke tempat yang terpuji. (QS al-Isra [17]: 79).

"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS al-Dzariyat [51]: 17).
Adapun, surah Al-Isra sering dijadikan sebagai simbol kecerdasan emosional, karena di dalamnya diceritakan pengaruh kematangan emosional dan prestasi puncak seorang hamba.

Keutamaan di malam hari, juga banyak membuat seseorang menjadi lebih sadar (insyaf) dari perbuatan yang di lakukan masa lalu. menumpahkan air mata tobat bagi para hamba. Menyadari akan kesalahannya.



Jika kamu tertarik dengan blog ini, bantu komen.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

    PSIKOLOGI

    More on this category »

    SUFISME

    More on this category »

    AKTIVITAS

    More on this category »

    SERBA-SERBI

    More on this category »