Selasa, 17 Maret 2015

PRINSIP GOD-OMNIPRESINCE (Oleh: Roinal Rois Al Kalim)



PRINSIP GOD-OMNIPRESENCE

Pertama, manusia adalah satu-satunya makhluk yang ingin bepergian, karena manusia memiliki sifat tidak ingin terbatas. Manusia cenderung tidak mudah puas. Jika ia terlalu mudah puas, sifatnya lebih dekat dengan binatang. Sifat Maha Ada dari Tuhan menjadi dasar manusia dicipta menurut peta dan teladan Allah.
Kedua, kita dicipta dengan kemampuan dasar untuk menelusuri sejarah dan untuk mengharapkan hari depan. Ini merupakan hal yang begitu indah dan penting. Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang mungkin mempunyai dua arah ini. Binatang-binatang tidak bisa belajar sejarah dan tidak bisa mengingat tradisi nenek moyang mereka. Karena kita mempunyai kemungkinan mau mengerti, maka kita menoleh ke belakang dan memandang ke depan. Itu menjadikan kita satu-satunya makhluk yang melepaskan diri dari ikatan sekarang. Melepaskan diri dari tempat yang mengikat adalah geographical bondage. Melepaskan diri dari ikatan waktu adalah time bondage. Bondage yang mengikat kita dalam waktu membuat kita tidak puas. Keinginan kita untuk lepas dari bondage ini kalau dikaitkan dengan kekekalan, ketidakterbatasan, akan membentuk suatu unsur dasar dalam pembentukan konsep agama. Agama berada dalam suatu motivasi melepaskan diri dari ikatan waktu dan tempat.
Ketiga, manusia adalah satu-satunya makhluk yang mempunyai daya imajinasi. Imajinasi berarti kita tidak hanya puas dengan yang ada, tetapi kita memikirkan sesuatu yang belum pernah kita alami. Istilah imajinasi yang dipakai oleh psikologi justru berdasarkan satu akar perkataan yang berarti image (gambar). Imagination adalah suatu penerobosan karena merupakan kemungkinan kita melihat, memikirkan, merenungkan, mempresuposisikan sesuatu yang tidak ada pada waktu itu. Justru Allah adalah Allah yang Maha Ada maka waktu Allah menciptakan manusia menurut peta dan teladan-Nya, manusia diberikan benih dan potensi ini, diberikan kesanggupan dan potensial yang begitu besar.
A.      Sumber Suara Hati
Suara hati manusia pada dasarnya bersifat universal, dengan catatan manusia tersebut telah mencapai titik zero dan terbebas dari belenggu pikiran. Dan suara hati manusia adalah kunci spiritual, karena ia adalah pancaran sifat-sifat ilahi. Keinginan diperlakukan adil, keinginan hidup sejahtera, keinginan mengasihi dan dikasihi adalah sifat-sifat dari Allah.
Sifat-sifat yang sering tiba-tiba muncul dan dirasakan, bisa berupa larangan, peringatan, atau sebaliknya: sebuah keinginan, bahkan bimbingan. Seringkali, dapat berupa penyesalan apabila dorongan itu terlewatkan.
Maka dari itu, sempatkan hati menyepi sejenak, berkomunikasi dengan Allah. Di sudut-sudut doa dan di akhir shalat, sempatkan untuk melafazkan sifat-sifat Allah. Perlahan-lahan di dasar hati, cobalah temukan getarannya.
Untuk lebih menyederhanakan 99 sifat Allah yang terefleksikan pada God Spot (Core Values), inilah 7 spiritual core values (nilai dasar ESQ) yang di ambil dari asmaul husna yang harus dijunjung tinggi sebagai bentuk pengabdian manusia kepada sifat Allah yang terletak pada pusat orbit (God Spot):
a.       Jujur, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al-Mukmin
b.      Tanggung Jawab,  adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al Wakiil
c.       Disiplin, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al Matiin
d.      Kerjasama, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al Jaami’
e.       Adil, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al ‘Adl
f.       Visioner, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al Aakhir
g.      Peduli, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, As Sami’ dan Al Bashir.
Ketujuh sifat inilah yang harus dijadikan values atau ‘nilai’, dimana akan memberikan ‘meaning’ atau nilai bagi yang melaksanakannya.
B.       Membagun Mental
1.      Bijaksana
Pemahaman dan pemaknaan suara hati sebaiknya tidak dengan mengambil sepotong atau sebagian sesuai selera pribadi saja, tidak pula dengan mengabaikan sifat-sifat yang lain. Selain itu, pemahaman sifat-sifat Allah itu juga mesti diawali dengan proses penjernihan hati menuju keadaan yang suci dan bersih.
Segala keputusan yang akan diambil, jika dilandasi niat karena Allah, maka didalamnya akan menemukan kebijaksanaan mulia dan kepercayaan diri. Proses pengambilan keputusan ini adalah proses dinamis dimana dihadapkan pada beragam dorongan suara hati. Maka, gunakanlah spiritual wisdom milik-Nya.
Beberapa contoh berpikir melingkar dan bersikap bijaksana dengan menggunakan 99 Thinking Hat (Topi berpikir 99 Hati):
-          Dorongan ingin berkuasa tidak berdiri sendiri, tetapi harus juga suci, bersiakap rahman dan rahim, adil dan bijaksana.
-          Dorongan ingin mencipta tidak berdiri sendiri, tetapi harus berhitung dan berilmu.
-          Dorongan ingin sejahtera tidak berdiri sendiri, tetapi harus suci, pemurah, terpercaya dan terhormat.
-          Dorongan ingin mengasihi tidak berdiri sendiri, tetapi harus tegas, dan menjujung tinggi kebenaran.
-          Dorongan ingin mandiri tidak berdiri sendiri, tetapi harus terpercaya, kokoh, dan berani memulai dengan sebuah langkah.
“kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka, kemana pun kamu berpaling, di sana wajah Allah…”
(QS Al Baqarah 2:115)
2.      Integritas
Seseorang yang didorong oleh kebutuhan meraih prestasi, selalu mencari jalan untuk menemukan sukses mereka. Bagi kebanyakan orang, mungkin sukses yang dimaksud adalah uang, namun untuk peraih sukses, uang bagi mereka tidaklah begitu penting disbanding pencapaian hasil kerja.
Seperti halnya Direktur Teknik dan Rekayasa Telkomsel, di saat perusahaan tersebut mulai membangun jaringan telekomunikasi GSM. Dengan tetap didukung karyawan militan yang rela berkorban tidak digaji sekalipun, akhirnya telkomsel mampu membuktikan konsistensi perjuangannya dengan brand yang melekat dihati masyarakat.
3.      Rasa Aman
Berprinsip pada sesuatu yang abadi adalah jawaban atas permasalahan. Konsep ini didukung oleh Stephen R Covey: “Rasa aman kita berasal dari pengetahuan bahwa prinsip itu berbeda dengan pusat-pusat lainnya yang didasari kepada orang atau sesuatu yang selalu dan seketika dapat berubah, namun prinsip yang benar tidaklah berubah. Kita dapat memegang prinsip tersebut. Prinsip tidak bereaksi terhadap apapun.” Prinsip itu kekal, tak peduli apa pun yang terjadi. Dengan berprinsip pada sesuatu yang Kekal, kita tidak akan goyah meski kehilangan harta, orang-orang kesayangan, kawan, dan penghargaan, bahkan mengalami penyiksaan seperti yang dialami Bilal bin Rabah.
4.      Situasi terus Berubah
Hanya dengan berpegang kepada Tuhanlah yang dapat menimbulkan rasa tenang dan aman. Ketenangan akan menjernihkan pikiran. Pikiran yang jernih akan mampu memunculkan inisiatif-inisiatif penting, sekaligus member kesiapan mental untuk mengadapi perubahan yang selalu akan terjadi.
5.      Kepercayaan Diri
Sebuah kepercayaan diri yang muncul dari dalam diri, sebuah kepercayaan diri yang mampu melihat manusia sebagai seorang manusia, karena memiliki prinsip kepada Yang Esa, Tuhan sebagai pusat kepercayaan dirinya.
Bila setiap orang mengetahui makna tauhid sebagai sumber kepercayaan diri yang kokoh, niscaya mereka akan sangat percaya diri menghadapi tantangan hidup apa pun. Kalimat Laa Ilaaha Illallah merupakan proklamasi kemerdekaan martabat manusia yang nilainya jauh melebihi Declaration of Human Rights, karena kemerdekaan itu lahir dari dalam diri.
Menurut John Fereira, konsultan dari Deloitte & Touche Consulting, “Seseorang yang memiliki kepercayaan diri, disamping mampu untuk mengendalikan serta menjaga keyakinan diri tersebut, akan mampu pula membuat perubahan di lingkungannya. Disamping keahlian teknis, ‘sang katalisator’ perubahan memerlukan sejumlah kecakapan emosi lainnya.”
“Sebuah kepercayaan diri dan keberanian tinggi pada akahirnya menimbulkan kepercayaan dari orang lain”
6.      Intuisi
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku. Ternyata, di dalam buku itu ditemukan keterangan yang dicari-carinya selama bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa ia harus pergi ke sebuah tempat, ternyata di sana ia menemukan penemuan besar yang mengubah hidupnya. Namun tidak semua intuisi berasal dari kekuatan psi. Sebagian intuisi bisa dijelaskan sebab musababnya.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang berada dalam jajaran puncak bisnis atau kaum eksekutif memiliki skor lebih baik dalam eksperimen uji indera keenam dibandingkan dengan orang-orang biasa. Penelitian itu sepertinya menegaskan bahwa orang-orang sukses lebih banyak menerapkan kekuatan psi dalam kehidupan keseharian mereka, hal mana menunjang kesuksesan mereka. Salah satu bentuk kemampuan psi yang sering muncul adalah kemampuan intuisi. Tidak jarang, intuisi yang menentukan keputusan yang mereka ambil.
7.      Sumber Motivasi
Matahari, bulan dan bintang-bintang adalah ciptaan Tuhan yang luar biasa. Kebesaran, keagungan, dan kesempurnaan-Nya terlihat begitu nyata pada ciptaan-Nya. Tuhan Sang Pencipta itu pula yang menciptakan manusia, dan Ia tidak ingin ciptaan-Nya menjadi hina. Maka, Ia ciptakan manusia dengan sempurna agar manusia yang menjadi wakil-Nya di dunia itu juga menjadi mulia. Maka, diciptakan-Nya sifat-sifat indah dan mulia ke dalam diri manusia, yang menjadi modal dasar keberhasilan dan kemuliaan. Maka, gunakanlah energy tersebut sebagai dorongan suara-suara hati.
Bercita-citalah besar dan berpikirlah maju. Manusia tidak diciptakan untuk menjadi orang kalah, namun sebagai wakil Allah di bumi untuk memberikan kemajuan dan kesejahteraan. Sehingga, setiap langkah yang diperbuat, haruslah merupakan langkah-langkah kemenangan.
Apabila telah disadari bahwa manusia memiliki sifat-sifat yang diturunkan oleh Allah tersebut, maka ubahlah energy suara hati itu menjadi kekuatan sekaligus motivasi yang dahsyat. Dengan kekuatan yang berlandaskan pada iman tersebut, akan tercipta eksistensi manusia yang bernilai tinggi. Iman yang telah mengetuk kasadaran jati diri sebagai hamba sekaligus khalifah Allah itu tak pernah membiarkan waktu berlalu tanpa arti. Dunia adalah asset, amanah, sekaligus ujian yang penuh tantangan menggairahkan bagi diri setiap mukmin.
Dunia adalah wujud pembuktian kualitas diri manusia.
Kekuatan pikiran bawah sadar atau sugesti adalah energy dahsyat yang juga berguna sebagai pilot dalam diri kita. Pergunakan energy itu melalui pemograman diri dengan mengingat Kebesaran Allah. Isi sanubari setiap orang menyebut “Maha Besar Allah” setiap waktu. Kekuatan energy ini akan mengalir dan membakar semangat.


Suara hati manusia adalah kunci spiritual, karena ia adalah pancaran sifat-sifat ilahi. Keinginan diperlakukan adil, keinginan hidup sejahtera, keinginan mengasihi dan dikasihi adalah sifat-sifat dari Allah. Dan pada dasarnya bersifat universal apabila mencapai titik nol.
Maka dari itu, suara hati adalah dasar sumber segala kekuatan manusia yang amat sangat dahsyat. Sehingga muncul sifat Jujur, Tanggung Jawab, Disiplin, Gotong Royong, Adil, Visioner, dan Peduli.
Dan sumber suara hati membangun mental manusia, utamanya dalam bijaksana dalam mengambil keputusan, mempunyai integritas yang tinggi, selalu merasa aman, perasaan tenang, Kepercayaan diri yang tinggi, mempunyai kepekaan dan motivasi yang tinggi dalam mengahadapi ujian di bumi dan juga sebagai wakil Allah di bumi.
 


Sumber:
Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quotient, Jakarta: Arga, 2001.

Jika kamu tertarik dengan blog ini, bantu komen.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

    PSIKOLOGI

    More on this category »

    SUFISME

    More on this category »

    AKTIVITAS

    More on this category »

    SERBA-SERBI

    More on this category »