Senin, 25 Mei 2015

PAPER DISKUSI BERTEMA “SUMBER KESADARAN MANUSIA”


OLEH: RISCY ZHUNI TISA ALYA
     Persoalan kesadaran merupakan persoalan yang paling menarik untuk di kaji dalam berbagai disiplin ilmu, karena kesadaran adalah hal yang sangat penting dalam memahami esensi manusia. Kesadaran berasal dari bahasa latin conscio yang berasal dari kata cum yang berarti with and scio yang berarti “know”. Dalam bahasa Latin conscio bermakna berbagi pengetahuan dengan orang lain atau diri sendiri. Kata consciud dan consciusness pertama kali muncul pada awal abad 17 yang kemudian secara berurutan diikuti oleh munculnya istilah self-conscious and self-consciousness.
Secara terminologi, zeman memberikan definisi kesadaran dalam 3 kategori:

1.      Kesadaran sebagai kondisi terjaga yaitu kesadaran yang dimiliki oleh seorang saat bangun dan kemampuanya untuk memehami, berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Yakni berupa ekspresi perilaku.
2.      Kesadaran sebagai pengalaman yaitu isidari pengalaman dari satu kondisi ke keadaan yang lain. Kesadaran kedua ini lebih ke dalam daripada yang pertama.
3.      Kesadaran sebagai pikiran yaitu kondisi mental dengan konten proporsional, seperti percaya, harapan, rasa takut, berniat, berharap dan keinginan.

Menurut Imam Al-Ghazali, kesadaran manusia bersumber dari hati manusia. Meskipun demikian, hati ini sesungguhnya tidak benar-benar merupakan sumber yang paling asal, karena menurutnya hati adalah laksana cermin, al-qalb ka al-mir’ah. Jadi, hati hanya memantulkan sesuatu yang ada di depannya. Lebih jauh, Al-Ghazali menggambarkan bahwa jika mempunyai cermin, dan cermin itu bersih dan berkualitas tinggi, kemudian meletakkan sebuah benda didepannya, maka di dalam cermin itu akan terdapat gambar dari benda tersebut. Gambar yang ada di cermin itulah sesungguhnya kesadaran manusia atau ilmu yang dimiliki dari manusia.
Di sisi lain, Al-Ghazali mengatakan bahwa sumber kesadaran yang hakiki adalah dari Al-Haqq atau Allah, namun juva tidak menafikan adanya kesadaran-kesadaran lainyang diserap oleh hati manusia yang bukan berasal dari pancaran Al-Haqq namun dari sumber-sumber lain. Sumber kesadaran dimaksud kemungkinan berasal dari Malaikat, mungkin juga dari Iblis atau syaithan. Bahkan ada juga yang berasal dari hasil ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh seseorang sebelum dia melakukan atau menangkap sebuah objek.
Lebih jauh Al-Ghazali menyatakan, ketika hati atau self seseorang itu bersih, kemudian menghiasi hati dengan amal-amal shaleh dan ketakwaan, maka hati yang demikian itu merupakan hati yang terbuka dan terhubung langsung dengan alam malakut atau alam para Malaikat. Sebaliknya, jika hati seseorang yang tidak bersih, bahkan senantiasa terbuka langsung dengan kesadaran yang berasal dari syaithan. Firman Allah yang artinya:
     
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”(Q.S.Al-Syams 7-10)
Dari keterangan ayat di atas dapat diperoleh gambaranbahwa sesungguhnya diri manusia biasa berada di antara kesadaran pada tingkatan self beyond ego. Kesadaran self beyond ego tersebut bisa bersumber dari Malaikat, bisa juga merupakan inspirasi yang dibisikan oleh iblis.
Imam Al-Ghazali juga menjelaskan bahwa self atau hati manusia memiliki kemampuan untuk menjangkau hal-hal yang bersifat fisik maupun hal-hal yang metafisik. Mengenai pengetahuan yang bersifat fisik semakin insten seseorang mengasah dan melatih pikirannya, maka semakin bagus kemampuan orang itu dalam mengetahui hal-hal fisik atau relaistis yang berada di dalam alam empiris. Sedangkan pengetahuan mengenai alam batin atau metafisik, maka seseorang dapat mencapainya melalui proses suluk, mujahadah, riyadhah, serta pembersihan dan penyucian terhadap hati atau self-nya.


Referensi: buku “INTEGRASION OF SUFISME AND TRANSPERSONAL PSYCHOLOGY” Oleh Bp. Abdul Muhaya, TASAWUF & PSIKOTERAPI Roinalrois.blogspot.com.

Jika kamu tertarik dengan blog ini, bantu komen.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

    PSIKOLOGI

    More on this category »

    SUFISME

    More on this category »

    AKTIVITAS

    More on this category »

    SERBA-SERBI

    More on this category »